Subscribe Twitter Facebook

Sunday, November 28, 2010

Rahmat Kepada Pelaku Maksiat

Mendulang pelajaran Akhlak dari Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr, hafizzhahullah

Bismillah...Alhamdulillah..


Segala puji hanyalah bagi ALLAH, Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi MUhammad bin 'Abdillah,beserta keluarga, dan para Shahabatnya, serta orang-orang yang menggikutinya hingga hari kebangkitan.



Tidak terasa ternyata udah masuk waktu ashar, dan subhanallah ternyata kumandang adzan ashar terdengar di dalam pasar, hal ini sangat menyenangkan hati beliau. Kamipun menuju musolla, ternyata mushollanya sangat kecil, palingan ukurannya kira-kira 2 kali 6 meter. Sehingga orang-orang pada sholat sendiri-sendiri sementara banyak orang yang ngantri. Aku dan syaikhpun ikutan ngantri. Musholla kecil tersebut terbagi 2 saf, saf depan untuk para lelaki dan saf belakang untuk para wanita. Ternyata -Alhamdulillah- banyak juga mbak-mbak yang ngantri ingin malaksanakan sholat. Dan suatu pemandangan yang aneh bagi syaikh, ada beberapa wanita yang tidak berjilbab, bahkan ada yang memakai pakaian menor (alias banyak yang aurotnya kelihatan) akan tetapi ikut ngantri untuk sholat sambil membawa mukena. Syaikh bergumam, ''semoga ALLAH mengampuni dosa-dosa mereka karena sholat mereka ini. Kasihan.....karena kejahilan mereka''


Aku tertegun tatkala mendangar ucapan dan doa syaikh ini. Yang sering aku dapati banyak dai tatkala melihat seseorang melakukan kemaksiatan-seperti membuka aurot atau terjerumus dalam bid'ah atau kesyirikan atau kemaksiatan-kemaksiatan yang lain- serta merta marah dan tidak memberi udzur kepada pelaku maksiat tersebut, bahkan bisa jadi terlontar cacian dan makian kepada pelaku maksiat tersebut. Akan tetapi syaikh di sini memandang para wanita yang terbuka aurotnya tersebut dengan pandangan rahmat, semoga Allah memafkan mereka. Bahkan syaikh berusaha mencari udzur buat mereka dengan berkata, '' karena kejahilan mereka.....''


Seperti ini adalah hal yang sepele, tapi ketahuilah para pembaca sikap ini merupakan sikap yang sangat penting untuk dimiliki oleh seorag da'i tatkala berdakwah. Sebagian da'i ketika berdakwah memasang kuda-kuda menyerang dan seakan-akan pelaku maksiat yang ada di hadapannya memang harus di serang dan tidak ada udzur baginya. Sehingga sang dai tidak menunjukan rasa rahmatnya kepada para pelaku maksiat. Sehingga hal ini berpengaruh dalam pola dakwahnya yang akhirnya dipenuhi dengan kekerasan dan kekakuan. Berbeda dengan seorang da'i yang sejak awal sudah menanamkan rasa ibanya kepada pelaku maksiat, maka dia berusaha berdakwah dengan sebaik-baiknya karena kasihan kepada para pelaku maksiat. dan harapannya agar mereka bisa memperoleh hidayah dengan sebab dia. [ tulisan ini ada di halaman 153-155] [sepenggal catatan perjalanan kembali ke Jakarta.]


Di kutip dari buku: sepenggal catatan perjalanan DARI MADINAH HINGGA KE RADIO RODJA.
Penulis: Abu Abdil Muhsin Firanda
Penerbit : pustaka cahaya sunnah
Cetakan pertama


done by: Mawaddah Nurul Qalbi

singapore monday 29.nov.10 [22 dzulhijjah 1431]
03:02 pm


0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger