Subscribe Twitter Facebook

Saturday, February 27, 2010

Mengharapkan dunia dengan amalan akhirat

Mengharapkan dunia dengan amalan akhirat.


Pernah denger perkataan ini : suumuu tasihhu, berpuasalah kalian, maka kalian akan sehat ? *Lantas manusia berbondong-bondongberpuasa agar sehat ? Atau pernah baca testimoni seseorang yang melakukan terapi pengobatan penyakit dengan sholat malam dan berhasil sembuh ? Atau pernah baca tentang rahasia sholat, dan bahwa gerakan sholat sama dengan yoga, yang jika terus dilakukan dengan benar akan membuat badan menjadi sehat ? Terapi air wudlu atau yang lainnya ?



Bagaimanakah amalan yang seperti ini dalam pandangan Tauhid ?

Beramal ibadah karena kepentingan dunia termasuk kesyirikan kepada Allah dan akan menghapuskan pahala satu amalan. Pembahasan ini lebih luas daripada riya’. Karena riya’ merupakan bagian dari motivasi dunia. Oleh karena itu kita mesti waspada dan hati-hati karena bisa jadi ibadah kita ternyata untuk kepantingan dunia, bukan untuk kepentingan akhirat.



Allah Ta’ala berfirman dalam surat Hud ayat 15-16

مَن كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ
أُولٰئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
((Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan.
Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan.))

Allah ta’ala juga berfirman dalam surat Al Isra’ ayat 18.

مَّن كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَن نُّرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَّدْحُورًا

((Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.))

Artinya bahwa Allah ta’ala akan memberikan dunia kepada mereka sebata apa yang telah Allah taqdirkan kepada mereka. Akan tetapi di Akhirat amalan-amalan mereka akan terhapus dan tidak akan memberi manfaat sedikitpun bagi mereka. Sebenarnya ayat ini turun berkenaan dengan dengan orang kafir, karena tidak ada yang yang memiliki niat untuk mencari keuntungan dunia saja selain mereka. Akan tetapi ayat ini juga berkaitan dengan orang-orang yang beramal untuk mencari keuntungan dunia semata sebagaimana orang-orang kafir. ( At Tamhid, 409).

Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam bukhori dan imam muslim dalam shahih keduanya, dari shahabat Abu Hurairah, semoga Allah meridhainya, Rasulullah bersabda : (( Celakalah hamba dinar, celakalah hambadirham, celakalah hamba khomishoh, celakalah hamba khamilah(khomishoh dan khamilah adalah jenis pakain yang terbuat dari wool), jika diberi dia ridha, jika tidak diberi maka dia murka. Celakalah dia dan tersungkurlah. Apabila terkena duri semoga tidak dapat mencabutnya. Berbahagialah seorang yang memacu kudanya dijalan ( untuk berjihad fi sabilillah), dengan rambut yang kusut dan kedua kakinya berlumur debu. Bila dia berada di pos penjagaan, maka dia tetap ada disana, bila ditugaskan di bagian belakang dia setia digaris belakang, jika dia minta izin (untuk bertemu penguasa) dia tidak dizinkan, dan jika menjadi perantara tidak diterima perantaraannya. ))

Maksud ungkapan Rasulullah dengan sabdanya tersebut adalah untuk menunjukkan orang-orang yang sangat berambisi dan rakus dengan kekayaan duniawi, sehingga menjadi hambanya dunia. Seseorang dikatakan sebagai hamba dinar, atau hamba dirham karena dia melakukan berbagai amalan semata-mata untuk mendapatkan harta tersebut. Kalaulah tidak ada bagian dunia/harta yang bisa dia peroleh, tentulah dia tidak akan beribadah. Motivasi utamanyauntuk beribadah adalah untuk mendapatkan harta. Dalam perkataan Rasulullah “hamba dinar”, menunjukka bahwa hal ini adalah syirik. (Mutiara kitab tauhid, 279)

Syaikh Al Utasimin dalam al Qoulul Mufid ‘ala kitabit tauhid hal 462-463, memberikan beberapa contoh amalan manusia yang ditujukan untuk mendapatkan bagian dunia :

1. Meninginkan harta, seperti seorang yang adzan hanya untuk mendapatkan gaji muadzdzin.
2. Menginginkan martabat, seperti seorang yang kuliah untuk mendapatkan ijazah, sehingga martabatnya bertambah.
3. Ingin menghindari/menolak gangguan, menyembuhkan penyakit, mendapatkan kesehatan bagi dirinya, keluarganya, anaknya atau yang semisal dengan itu. Maka dia menginginkan dengan amalnya itu untuk kebaikan didunia, dan lalai terhadap pahala kebaikan diakhirat.
4. Beribadah kepada Allah, agar manusia berpaling kepadanya dengan kecintaan dan perhatian. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tanbih.

Jika dikatakan : Apakah termasuk dalam perkara ini, jika seseorang belajar di fakultas, atau yang lainnya, untuk mendapatkan ijazah dan sekolah yang lebih tinggi ?
Jawabnya adalah mereka masuk kedalam perkara diatas, jika mereka tidak menginginkan tujuan syar’i.

Maka kita katakan :

Yang pertama : Janganlah engkau menjadikan martabat dunia sebagai tujuan, akan tetapi jadikanlah ijazah itu sebagai wasilah untuk amalan yang bermanfaat untuk manusia, karena pekerjaan pada saat ini didasarkan kepada ijazah, dan seseorang tidak akan bisa memberikan manfaat kepada manusia kecuali dengan wasilah ijazah ini. Jika demikian maka niatnya akan selamat/baik.

Yang kedua ; Orang yang hanya menginginkan ilmu saja, yang terkadang tidak didapatkan kecuali di kuliah, maka dia masuk kuliah, hanya untuk tujuan ini saja. Adapun tentang martabat, maka sama sekali tidak menariknya.

Yang ketiga : Jika seseorang, dengan ilmu yang dimilikinya, menginginkan dua kebaikan, yaitu kebaikan didunia dan kebaikan di akhirat, maka tidak mengapa baginya. Karena Allah ta’ala berfirmna dalam surat Ath Tholaq ayat 2 dan 3 ;(( Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan menjadikan pintu keluar baginya, dan Allah akan memberikan rizqi dari jalan yang tidak diduga-duga.)), Allah subhanahu wa ta’ala menjanjikan didalm ketaqwaan kepada Nya itu terdapat pintu keluar dari setiap kesempitan, dan rizqi yang tidak disangka-sangka.

Catatan :

Sebagian manusia ketika mereka berbicara tentang keuntungan/faidah dalam pelakasanaan ibadah, mereka memalingkannya kepada faidah/keuntungan keduniaan. Misalnya mereka mengatakan bahwa dalam sholat adalah olah raga, bermanfaat bagi urat syaraf. Puasa itu bermanfaat untuk menghilangkan lemak/kegemukan, membuat makan menjadi teratur dan lain sebaginya. Padahal semestinya kita tidak menjadikan keuntungan dunia tadi sebagai pokok dari tujuan, karena Alalh tidak menyebutkan hal itu tadi didalam kitab Nya, akan tetapi Allah menyebutkan bahwa sholat itu dapat menjauhkan dari perbuatan keji dan mungkar dan puasa itu adalah wasilah untuk taqwa.

Maka keuntungan diniyyah adalah pokoknya, adapun keuntungan dunia adalah yang berikutnya. Akan tetapi, ketika kita berbicara kepada masyarakat umum, maka kita hanya menyebutkan apa yang diwahyukan (ada dalilnya) saja, dan apabila kita berbicara kepada kelompok yang hanya melihat sesuatu secara materi, maka kita berbicara dengan apa yang diwahyukandan juga dengan menyebutkan faidah dunyawiya. Maka pada setiap tempat itu memilki pembicaraan tersendiri.

Selesai perkataan syaikh al Utsaimin.

Amal Shalih yang Tidak Berguna.

Berikut ini adalah gambaran beberapa amalan yang tidak memiliki manfaat sedikitpun bagi pelakunya diakhirat. ( Mutiara kitab tauhid)

1. Orang yang ikhlas beribadah karena Allah akan tetapi dia menghendaki untuk diberi balasan didunia, dan tidak menghendaki balasan di akhirat. Seperti orang yang sholat ikhlas karena Allah akan tetapi dia menginginkan agar rizqinya lancar, jabatannya langgeng dll.

2. Amalan yang digunakan sebagai perantara untuk mencari harta. Seperti yang menuntut ilmu agama dan digunakan untuk mencari pekerjaan. Dia tidak belajar ilmu agama untuk menghilangkan kebodohan dirinya dan mengenal syariat agamanya, jika demikian niatnya maka dia tidaklah beramal shalih. Secara lahiriyah dia memang beramal shalih, akan tetapi secara batin , tujuannya adalah sangat rendah.

3. Beramal shalih karena riya.

4. Amal shalih yang dilakukan dengan ikhlas akan tetapi dia masih dalam keadaan musrik atau kafir.

Inilah yang dapat saya kumpulkan, semoga dapat bermanfaat bagi diri saya pribadi dan bagi semuanya.

Abu Muawwidz

Sabtu, 14 Rabiul awwal 1431/ 27 februari 2010.


* “Berpuasalah, niscaya kalian akan sehat"

Hadits tersebut merupakan potongan dari hadits riwayat Ibnu Adi di dalam
Al-Kamil (7/2521) dari jalan Nahsyal bin Sa'id, dari Ad-Dhahhak dari Ibu
Abbas. Nashsyal (termasuk) yang ditinggal (karena) dia pendusta dan
Ad-Dhahhak tidak mendengar dari Ibnu Abbas.

Diriwayatkan oleh At-Thabrani di dalam Al-Ausath (1/q 69/Al-Majma'ul
Bahrain) dan Abu Nu'aim di dalam At-Thibun Nabawiy dari jalan Muhammad bin
Sulaiman bin Abi Dawud, dari Zuhair bin Muhammad, dari Suhail bin Abi Shalih
dari Abu Hurairah.

Dan sanad hadits ini lemah. Berkata Abu Bakar Al-Atsram, "Aku mendengar Imam
Ahmad -dan beliau menyebutkan riwayat orang-orang Syam dari Zuhair bin
Muhammad- berkata, "Mereka meriwayatkan darinya (Zuhair,-pent) beberapa
hadits mereka (orang-orang Syam, -pent) yang dhoif itu". Ibnu Abi Hatim
berkata, "Hafalannya jelek dan hadits dia dari Syam lebih mungkar daripada
haditsnya (yang berasal) dari Irak, karena jeleknya hafalan dia". Al-Ajalaiy
berkata. "Hadits ini tidak membuatku kagum", demikianlah yang terdapat pada
Tahdzibul Kamal (9/417).

Aku ( Syaikh Salim Bin Ied Al Hilali) katakan : Dan Muhammad bin Sulaiman Syaami, biografinya (disebutkan)
pada Tarikh Damasqus (15/q 386-tulisan tangan) maka riwayatnya dari Zuhair
sebagaimana di naskhkan oleh para Imam adalah mungkar, dan hadits ini
darinya.

(shifat shoum nabi)

taken from
ustadz MOH. RAFIQ

http://www.facebook.com/?ref=home#!/notes/muhammad-rofiq/mengharapkan-dunia-dengan-amalan-akhirat/332629361771

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger